A.
Dinasty Ayyubiyah (1171-1250 M Atau 567-648 H)
1.
Sejarah Lahir dan Perkembangan Awal Dinasty Ayyubiyah
Ayubiyun merupakan keturunan Kurdi dari Azarbaijan yang melakukan
migrasi ke Irak. Pendiri pemerintahan ini adalah Shalahudin Yusuf Bin Ayyub,
ayah nya bernama Najmudin Ayyub yang merupakan gubernur Tikrit kemudian pindah
ke Mushol lalu Damaskus, yang mana Dia dan saudaranya yang bernama Asadudin
Syairakuh menjadi panglima dari kerajaan syam di bawah kekuasaan Nurudin Mahmud
Zinki yang kemudian Asadudin menjadi wakil dari Nurudin di Mesir.
Setelah
Asadudin meninggal, Ia digantikan oleh ponakanya yang bernama Shalahudin,
kemudian setelah Nurudin Runtuh, Ia memisahkan diri sampai mengambil alih
Damaskus, menguasai negeri Syam serta mengirim utusan untuk misi penaklukan
Yaman[1].
Maka dengan berkuasanya Shalahudin berarti telah dimulai pula ekspansi islam di
bawah panji dinasty Ayyubiyah dengan Ia sebagai pemiimpin pertamnya dengan
julukanya sebagai the champion of Islam.[2]
Pemimpin Dinasti Ayyubiyah secara urut, yaitu Salahuddin
al-Ayyubi/Saladin(1169-1193 M), al-‘Aziz (1193-1198 M), al-Manshur Muhammad
(1198-1199 M), al- ‘Adil I (1199-1218 M), Al-Kamil (1218-1238 M), Al-‘Adil II
(1238-1240 M), Al-Shalih Najm al-Din/Salih Ayyub (1240-1249 M), Turan Syah
(1250), Al-Asyraf Musa (1250-1252 M). Di antara para Khalifah tersebut,
hanya ada empat Khalifah yang terkenal, yaitu Saladin, Al-‘Adil I, Al-Kamil,
dan Salih Ayyub.
2.
Masa Kejayaan Dinasty Ayyubiyah
Sebagian besar masa pemerintahan dinasty al-Ayyubi adalah untuk
menghalau serangan-serangan tentara salib yang di pimpin oleh tiga raja yaitu :
Frederik Barbarosa, Philips dan Ricard.
Masa
keemasan dari pemerintaha dinasty Ayyubiyah adalah saat dibawah panji
kepemimpinan Shalahudin al-Ayyubi atau orang barat sering menyebutnya sebagi
Saladin saja. Salahudin al-Ayyubi menorehkan tinta kebesaranya dengan
memenangkan peperangan di berbagai medan. Sebuah pertempuran yang paling
masyhur di dunia karena para umat
kristiani mengalami kekalahan yang cukup telak yaitu perang Hiththin pada tahun
583 H / 1187 M, di perang ini, dia berhasil mengembalikan negeri Syam dari
tangan orang-orang kristen[3].
Selain itu, terdapat kemajuan pula dalam bidang ilmu pengetahuan diantaranya
dengan didirikannya tiga madrasah di Kiro dan Iskandariyah yang menjadi tempat
pengembangan mazhab sunni, dan juga didirikan sebuah perguruan tinggi yang
bernama al-Kamiliyah.
Selanjutnya saat panji
pemerintahan dipegang oleh Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218
M), orang-orang barat sering memanggilnya Al-Adil nama lengkapnya adalah
al-Malik al-Adil saifuddin Abu Bakar bin Ayyub. Dari nama Sifuddin inilah
tentara salib memberi julukan Saphadin. Beliau putra Najmuddin Ayyub yang
merupakan saudara muda Salahuddin Yusuf al-Ayyubi.
Setelah kematian Salahuddin, Ia
menghadapi pemberontakan dari Izzuddin di Mosul. Ia juga menentukan siapa yang
berhak menjadi penguasa ketika terjadi perselisihan diantara anak-anak
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi yaitu al-Aziz dan al-Afdal. Setelah kematian
al-Aziz.al-Afdal berusaha meduduki jabatan Sultan, akan tetapi al-Adil
beranggapan al-Afdal tidak pantas menjadi Sulatan. Akhirnya terjadilah
peperangan antara keduanya, al-Adil nberhasil mengalahkan al-Afdal dan beliau
menjadi Sultan di Damaskus.
Al-Adil
merupakan seorang pemimpin pemerintahan danpengatur strategi yang berbakat dan
efektif.
Pergantian panji pemeritahan
berlanjut saat Al-Kamil menjabat sebagai sultan, nama lengkap al-Kamil adalah
al-Malik al-Kamil Nasruddin Abu al-Maali Muhammad. Selain dipuja karena
mengalahkan dua kali pasukan salib ia juga dicaci maki karena menyerahkan
kembali kota Yerusalem kepada orang Kristen. Al-Kamil adalah putra dari
al-Adil. Pada tahun 1218 al-Kamil memimpin pertahanan menghdapi pasukan salib
yang mengepung kota Dimyat (Damietta) dan kemudian menjadi Sulatan sepeninggal
ayahnya. Pada tahun 1219, Ia hampir kehilangan takhtanya karena konserpasi kaum
kristen koptik. Al-Kamil kemudian pergi ke Yaman untuk menghindari konspirasi
itu, akhirnya konspirasi itu berhasil dipadamkan oleh saudaranya bernama
al-Mu’azzam yang menjabat sebagai gubernur Suriah.
Pada bulan Februari tahun 1229 M,
al-Kamil menyepakati perdamaian selama 10 tahun denga Federick II, yang
berisi antara lain:
a. Ia
mngembalikan Yerusalem dan kota-kota suci lainnya kepada pasukan salib
b. Kaum
muslimin dan yahudi dilarang memalsuki kota itu kecuali disekitar Masjidil Aqsa
dan Majid Umar.
Al-Kamil meninggal dunia pada
tahun 1238 M. Kedudukannya sebagai Sultan digantikan oleh Salih al-Ayyubi.
3.
Batas-Batas Pemerintahan Ayyubiyah
Selain Syam dan Mesir, negeri-negeri di pessir Tharablis,Tunisia,
Nawban, Hijaz dan Yaman juga tunduk di bawah pemerintahan Shalahudin, sehingga
Ia telah berhasil membentuk sebuah
pemerintahan Islam yang sangat luas[4].
Selain itu, Salahudin tidak melakukan pemerintahan secara terpusat, melainkan
melakukan pembagian kekuasaan atau sekarang lebih dikenal dengan istilah
otonomi daerah. Adapun daerah daerah tersebut yaitu :
a.
Kesultanan
Ayyubiyah di Mesir.
b.
Kesultanan
Ayyubiyah di Damaskus.
c.
Kesultanan
Ayyubiyah Aleppo.
d.
Kesultanan
Ayyubiyah Hammah.
e.
Kesultanan
Ayyubiyah Homs.
f.
Kesultanan
AyyubiyahMayafaikin.
g.
Kesultanan
Ayyubiyah Sinjar.
h.
Kesultanan
Ayyubiyah Hisn Kaifa.
i.
Kesultanan
Ayyubiyah Yaman.
j.
Kesultanan
Ayyubiyah Kerak.
4.
Wafatnya Shalahudin dan Keruntuhan Dinasty yang Telah di Bangunya
Panglima perang sekaligus khalifah yang bersahaja ini ahirnya
menghembuskan nafas terahirnya pada tahun 589 H atau 1193 M di kota Damaskusd,
kemudin digantikan oleh saudaranya yang bernama sultan al-Adil namun Ia
meninggal setelah kalah dalam peperangan melawan tentara salib di kota Dimyath
pada tahun 1218 M. Saat panji pemerintahan bernaung di bawah kepemimpinan
al-Kamil, terjadi konflik internal yaitu perebutan kekuasaan yang mana al-Kamil
merasa bahawa kedudukanya terancam oleh al-Mulk al-Mu’azam yang kemudian ia
meminta bantuan kepada Frederik dengan Jerussalem sebagai hadiah, maka kemudian
terjadi perjanjian dengan Frederik yang isinya sebagai berikut
1.
Jerussalem
dengan Bethelhem, Nazareth dengan rute haji ke Jaffa dan Accre akan menjadi kekuasaan
absolute kaisar, dengan pengecualian bahwa area masjid di Umar di Jerussalem
tetap menjadi milik terbatas dari umat Islam.
2.
Tawanan
–tawanan kristen dibebaskan.
3.
Kaisar
harus melindungi sultan dari serangan-serangan musuh.
4.
Perjanjian
ini berlaku selama dua tahun.[5]
Akibat dari perjanjian ini, berarti kekuasaan dinasty Ayyubiyah
telah mendapat intervensi dari Barat. Shalahudin Sebagai seorang sultan yang
toleran, zuhud, adil, pemurah dan penuh dengan sifat qana’ah. Hari yang sangat
berkabung, umat Islam masa itu sangat kehilangan sosok yang begitu hebat, dalm
prilaku dan digdaya di medan perang Saladin bukan hanya terkenal dengan
pahlawan perang, ia juga terkenal sebagai pengayom dan pelindung para sarjana.
Ia menyokong pengembangan kajian teologi, membangun bendungan, menggali kanal,
juga membangun sekolah dan masjid. Di antara bangunan dan monumennya yang masih
bertahan hingga sekarang adalah Citadel di Kairo. Shalahudin, pasca wafat nya
beliau, tak satupun sultan penerusnya yang memiliki sifat seperti sifatnya,
sampai ahirnya pamor pemerintahan yang telah di bangunya terus turun hingga
kematian sultan terahirnya yang bernama al-Malik Saleh Najmudin. Istrinya yang
bernama Syajaratud dur mengisi kepemimpinan setelah sebelumnya membunuh anak
al-Malik Saleh yang bernama Turansyah hingga ahirnya dinasty ini benar-benar
mati yang di barengi dengan munculnya pemerintahan Mamluk di Mesir.
B.
Dinasty Murabithun
1.
Sejarah Lahir dan perkembangan Awal Dinasty Murabithun
Al-Murobithun adalah salah satu dinasti islam yang berkuasa di
magrib Andalusia (448-541 H / 1056-1147 M). Murabithun berasal dari kata ribath
yang artinya semacam padepokan atau pesantren. Awal berdirinya dinasty ini
dari Yahya Ibnu Ibrahim pemimpin suku Sanhaja yang melaksanakan ibadah haji
pada tahun 1035-1036 M, yang mana sebelum pulang Ia sempat berguru Abu Imran
al-Fasi di Qairawan dan meminta kepada gurunya agar mengirim muridnya yang
paling pintar untuk menyebarkan Islam di kalangan sukunya naman ini di toalak
karena tidak ada satupun murud gurunya yang berminat dikarenakan alam di daerah
Yahya yang tandus. Kemudian Yahya berguru dengan Wajjaj di Magrawa dan Wajaj
mengutus muridnya yang bernama Ibnu Yasin untuk menyertai Yahya dalam melakukan
penyebaran Islam di beberapa suku di Afrika.
Saat Yahya Ibnu Ibrahim wafat, penyebaran Islam dibantu oleh
saudaranya yang bernama Yahya Ibnu Umar, yang kemudian pengikut mereka
bertambah banyak hingga mengirim utusan ke suku-suku lain bahkan gerakan mereka
pun mengarah ke militer. Pada tahun 1059 M, Yahya Ibnu Umar wafat dan
digantikan oleh Abu Bakar Ibnu Umar. Pada saat ini, ada gerakan spiritual yang
dipimpin oleh Ibnu Yassin dan Gerakan struktural yang dipimpin oleh Ibnu Umar,
inilah yang menjadi cikal-bakal dinasty Murabithun.
2.
Masa Kejayaan Dinasty Murabithun
Masa emas dari dinasty ini
diperoleh saat mereka dekomandoi oleh seorang pemimpin spiritual
(Abdullah bin yasin )dan seorang komandan militer (Yahya Bin Umar )
mereka berhasil memperluas Wilayah kekuasaannya sampai diluar daerah dan juga
mengalahkan kerajaan Sijil Al-Meignraw, tahun (447 H 1055-1056 M ). Maka
ketika Yahya meninggal maka jabatannya di ganti oleh Abu bakar bin Umar saudara
Yahya. Maka kemuadian dibawah pimpinan Abi Bakar memperluas daerah kekuasaannya.
Selain
perluasan wilayah, pada masa dinasty ini terjadi kemajuan dibidang keilmuan
misalnya sebagai berikut :
a. Filsafat
Pada
masa dinasty Murobithun ini, perkembangan ilmu filsafat berjalan cukup pesat.
Ini ditandai dengan kemunculan beberapa tokoh yang terkenal bahkan hingga
sekarang, yaitu dengan munculnya tokoh seperti Ibnu Bajjah dengan karyanya yang
terkenal yaitu Tadbir al-Muyla Wahis, yang berisi tentang filsafat etika
dan masalah-masalah eskatologis. Filsuf selanjutnya yang muncul adalah Ibnu
Thufail dengan karya yang paling fenomenal adalah yang berjudul Hay bin
Yaqdzan.
b. Sains
Sains
bisa juga disebut sebagai riset ilmiah yang dilakukan oleh ilmuan, dalam hal
ini ilmuan-ilmuan muslim lah yang melakukan riset-riset tersebut yang kemudian
menghasilkan teory-teory ilmiah yang berkembang pada masa itu misalnya
matematika, kimia, kedokteran, astronomi dan lain sebagainya. Adapun
ilmuan-ilmuan yang lahir adalah misalnya Abbas bin Farmoy yang merupakan ahli
kimia dan astronomi, Dia pula lah yang menemukan pembuatan kaca dari batu.
Kemudian Ibrahim Yahya An-Naqas terkenal dengan ilmu astronomi. Ia berhasil
melakukan penelitian yang menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan
berapa lama waktu terjadinya gerhana tersebut, bahkan Ia pun berhasil membuat
teropong bintang yang mampu memperediksi jarak antara bintang dan tata surya.
Ahmad bin Abbad dari Cordova menemukan ilmu dalam bidang obat-obatan, dan yang
terahir adalah Ummu Hasan Binti Abi Jakfar dan Al-Hafiz yang merupakan saudara
dan ahli di bidang kedokteran.
c. Fiqih
Mazhab Maliki
Mazhab
maliki merupakan satu-satunya mazhab yang ada atau diterima oleh masyarakat
dinasty ini, beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah : diperolehnya
dukungan dari para fuqahak dan penguasa.
3. Masa Kehancuran Murobithun
Masa
kehancuran dinasty ini hampir serupa oleh dinasty-dinasty sebelumnya, yakni
penyebab internal berupa perubahan sikap mental generasi penerusnya yang
sebagian besar disebabkan oleh melimpahnya kemewahan. Mereka yang tadinya
bersikap keras menjadi lembek sehingga menyebabkan melemahkan kekuatan dan
menimbulkan kekalahan dalam medan pertempuran. Ahirnya takluk lah dinasty ini
di tangan Muwahiddun.
C. Dinasty Muwahiddun
1. Sejarah Lahir dan Perkembangan Awal Dinasty Muwahiddun
Dinasty
muwahiddun adalah dinasty yang menguasai afrika utara selama lebih dari satu
abad yaitu pada tahun 515-667 H /
1121-1269 M. Nama muwahoddun sendiri mengacu pada arti tauhid yaitu kelompok
yang faham akan tauhid, ini di latar belakangi oleh adanya prinsip dakwah dari
Ibnu Tumart yang memerangi faham at-tajsim yang mana faham ini beranggapan
bahwa Tuhan itu suatu substansi yang mempunyai bentuk atau biasa disebut dengan
Antropomorfisme.
Dinasty
muwahiddun didirikan oleh Muhammad Batumart pada tahun 1180 sampai 1130 Masehi.
Mulanya, Batumart addalah seorang penyapu lantai di salah satu masjid di
Cordova dan dia juga merupaka kaum murobithun. Cerita berawal ketika dinasty
murobithun berkuasa, Ia tidak menyukainya karena ia menganggap bahwa murobithun
adalah sebuah golongan atau sebuah pesantren yang menempat di masjid pula,
namun malah berjaya dan bahkan menguasai Andalusia. Maka kemudian Ia pergi
belajar ke Baghdad berguru dengan Imam Ghazali. Hampir serupa dengan
murabithun, Tumart yang telah pintar kembali dan mendirikan padepokan dengan
prinsip dakwah Ibnu Tumart. Muhammad Batumart pun telah berani mengkritik para
pembesar-pembesar muwahidun. Kritikan-kritikannya berupa klaim bahwa murabithun
telah keluar dari syari’at Islam an tidak lagi menjalankan sunnah Rasul bahkan
mereka pun menganggap bahwa murabithun adalah golongan at-tajsim dan at-tajsim
adalah perbuatan syirik. Maka kemudian berdasarkan prinsip dakwah Ibnu Tumart,
bahwa kemungkaran haruslah dibrantas dengan kekerasa, maka ia pun mendapat
tantangan dari para ulama bahkan ia diusir dari murabithun. Awalnya dakwah
Tumart hanya bertujuan memurnikan akidah dan syari’at tanpa ada tujuan politik
terhadap penguasa.namun setelah terjadi pengusiaran dari Ibukota dan setelah Ia
tahu bahwa beberapa suku mendukung gerakannya, misalnya suku barbar, hantan
haragan dan beberapa suku lainnya, maka timbullah ambisi baru yaitu menjatuhkan
dinsty murabithun. Apalagi diketahui bahwa dinasty tersebut telah melemah, maka
keinginan untuk menjatuhkan pun semakin kuat yang pada ahirnya tahun 514 tumart berhasil mendeklarasikan diri sebagai
Al-Mahdi.
2. Masa Kejayaan Dinasty Muwahiddun
Masa
gemilang dari dinasty Muwahiddun diawali dengan usaha mereka untuk menguasai
ibu kota pemerintaha dari dinasty murabithun yaitu Maruco pada tahun 1129 M,
namun ternyata kekuatan Murabithun di Ibu kota massih cukup kuat sehingga
Muwahiddun mengalami kekalahan yang cukup telak. Kemudian dibawah Abdul Mukmin,
dibangunlah kekuatan yang semakin kuat, Ia persatukan suku-suku di sana dengan
janji setia dan tidak akan memberontak. Di bawah pemimpinannya pula mMuwahiddun
dapat menaklukan Nadhaa, Dir’ah, Tinger, Faz’ar dan Giyasah pada tahun 1131 M,
dilanjutkan pada tahun berikutnya yaitu 1139M mereka melancarkan serangan ke
Murabithun hingga ditaklukannya dinasty tersebut. Tidak luput Aljazair dan
Tripoli pun jatuh pada tahun 1152 dan 1154 M. Ketika tahun 1162 M, sebagian
wilayah Spanyol yang dikuasai kristen dapat direbut namun ambisi al-Mukmin
untuk menaklukan pedalaman Spanyol harus kandas saat nafasnya terhenti sebelum
pasukannya memperoleh keberhasilan.[6]
pasca
wafatnya Abdul Mukmin, maka panji pemerintahan diduduki oleh puteranya yang
bernama Abu Ya’qub Yusuf Ibnu Abdul Al-Mukmin, dimasa inilah puncak dari masa
kegemilangan dinasty Muwahiddun. Langkah yang Ia lakukan guna memperluas
wilayahnya dalah dengan misi menaklukan Toledo pada tahun 1169 M dan Andalusia
pada tahun 1184 M[7].
Selain kemenangan-kemenangan yang diraih dalam medan pertempuran, beberapa hal
yang menjadi pencapaian dinasty ini adalah:
a. Di
bidang militer
Kemajuan
dalam bidang ini ditandai dengan kemampuan dalam bekerjasama dengan armada
Salahuddin al-Ayyubi di Mesir untuk mengusir tentara salib[8].
b. Di
bidang ilmu pengetahun dan filsafat
Kemajuan
ini ditandai dengan munculnya nama-nama besar di bidang ilmu penengetahuan
seperti:
1. Ibnu
Rusyd, ahli di bidang filsafat.
2. Ibnu
Malik, yang ahli di bidang ilmu nahwu.
3. Hafizd
Abu Bakar al-Jadd, ahli dalam bidang fikih.
4. Abi
Bakaar Ibnu Zuhr, yag ahli di bidang ilmu kesehatan.
c. Di
bidang arsitektur
Pada
masa dinasty Muwahiddun, pemerintahannya memberikan perhatian dibidang ini
tujuannya agar masyarakat dapat mengambil manfaat dan untuk menarik para
wisatawan masa itu. Contoh bangunan yang menandakan kemajuannya adalah:
1) Giralda
: merupakan elemen masjid berupa menara.
2) Bab
Aguwanatu dan al-Kuhdiah yang merupakan menara indah di Maroko.
3. Masa kehancuran dinasty Muwahiddun
Pada
tahun 1198 M, Abu Ya’qub meninggal, setelah memperoleh luka yang parah pasca
peperangan menghadapi kristen di Lisbon, dan setelah itu perlahan muwahiddun
melemah. Bersamaan dengan itu, pasukan salib yang dahulunya dikalahkan oleh Salahuddin,
kembali ke Eropa dan menggalang kekuatan baru, dan di bawah pimpinan Alfonsi
IX, pasukan salib yang dahulu selalu mengalami kekalahan jika menyerang
Andalusia, kini meraih kemenangan, maka dengan kekalahan Muwahiddun, hilanglah
kesultanan muslim di Andalusia. Berikut daftar pemimpin dinasty Muwahiddun :
a.
Muhammad bin Tumart Al Mahdi (1121-1130 M)
b.
Abdul Mun’im bin Ali (1130-1163 M)
c.
Abu Ya’kub Yusuf (1163-1184 M)
d.
Abu Yusuf Ya’kub al Mansur
(1184-1198 M)
e.
Muhammad An Nasir (1198-1214 M)
f.
Abu Yusuf Ya’kub Al Mustansir
(1214-1224 M).
[1]
Ahmad al-Uzairy, Sejarah Islam.
Samson Rahman Penerjemah, (Jakarta; Akbar, 2003) hlm 295.
[2]
Ibrahim, Hassan. 1968. Sejarah dan kebudayaan Islam Human. Djahdan.penerjemah.
cet 1 (Yogyakarta : Kota Kembang. 1989). Hlm. 285.
[3]
Ahmad al-Uzairy, Sejarah Islam. Hlm
257.
[4]
Ahmad al-Uzairy, Sejarah Islam, hlm 296.
[5]
Jaih Mubarak, Sejarah Peradaban
Islam, (Bandung; Bani Quraisy, 2004), hlm 108.
[6]
Jain Mubarak, Sejarah Peradaban
Islam, hlm. 103.
[7]
Dewan Redaksi, Ensiklopedia
Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru, 1993), Jilid III, hlm. 321.
[8]
Syalabi, Mawsu At Al-Tarikh
Al-Islamiyah Wa Al Hadarat Al Islamiyah, terjemahan (Beirut: Darul al-Fikr, tth) hlm.
152.