A. Pengertian Persaingan Pemasaran
Pada
dasarnya kegiatan dan pengertian pemasaran berbeda jika dibandingkan dengan
kegiatan sejenis seperti kegiatan perdagangan, penjualan dan transaksi yang
dilakukan. Definisi pemasaran yang dikutip dari buku yang berjudul ‘Marketing
Management Analysis’ karangan dari Philip Kotler menyatakan pengertian
pemasaran adalah “Suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan dengan menciptakan dan
mempertahankan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya”. Kemudian
pengertian lain pemasaran yang dikutip dari sumber American Marketing
Association tahun 1960, menyatakan bahwa pemasaran dapat diartikan sebagai
“Pelaksanaan dunia usaha yang mengarahkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari
produsen ke konsumen atau pihak pemakai”. Dalam melakukan kegiatan pemasaran
tak jarang suatu perusahaan menghadapi tantangan-tantangan baik dari dalam
perusahaan itu sendiri maupun dari perusahan-perusaan lain yang ingin berebut
pangsa pasar yang lebih besar.
Situasi-situasi
yang dihadapi perusahaan, dalam melakukan kegiatan pemasaran yaitu:
·
Perusahaan berkompetisi dalam emerging industry
·
Perusahaan berkompetisi dalam turbulent, high-velocity markets
·
Perusahaan berkompetisi dalam industri yang sudah mapan (maturing
·
industry)
·
Perusahaan berkompetisi dalam industri yang stagnant atau mengalami
·
Penurunan
·
Perusahaan berkompetisi dalam fragmented industries
·
Perusahaan mengejar pertumbuhan pesat
·
Perusahaan berada pada industry leadership positions
·
Perusahaan berada pada posisi yang lemah secara kompetitif atau karena
·
kondisi krisis
·
Perusahaan berada pada posisi runner-up
B. Tantangan yang dihadapi perusahaan dalam emerging industry
Akan ada banyak spekulasi mengenai bagaimana
perusahaan akan berfungsi, seberapa cepat perusahaan akan berkembang, dan
seberapa besar perusahaan akan berkembang. Hal tersebut dikarenakan pasar tempat perusahaan beroperasi merupakan pasar
baru sehingga data historis yang tersedia sedikit. Data historis diperlukan
untuk membuat proyeksi penjualan dan laba.
Teknologi
yang digunakan untuk pembuatan produk untuk emerging industry merupakan
technological know-how atau multifaceted technology. Technological know-how
dikembangkan di dalam perusahaan pionir, sementara multifaceted technology
terdiri dari upaya-upaya kolaboratif atau paralel dari beberapa perusahaan dan
mungkin menjadi persaingan dalam pendekatan teknologi.
Seringkali
tidak ada kesepakatan tentang teknologi mana yang akan menang atau atribut
produk mana yang akan memuaskan keinginan/harapan pembeli. Misalnya pada kasus
high-speed internet access di mana teknologi cable modems, Digital Subscriber
Line (DSL), dan teknologi wireless bersaing. Selama kekuatan pasar belum
menentukan/memilih, kualitas dan performa produk-produk (untuk contoh di atas
yaitu pada ketiga teknologi) dianggap sama.
Hambatan untuk masuk ke dalam emerging industry
cenderung rendah sehingga baik perusahaan baru maupun perusahaan yang sudah
mapan dapat dengan mudah memasuki industri ini jika industri ini dianggap
berprospek bagus atau kehadirannya dianggap sebagai ancaman bagi perusahaan.
Strong
learning & experience curve effects bisa terjadi sehingga price reduction
dapat terjadi seiring meningkatnya volume dan menurunnya biaya. Karena semua pembeli dalam emerging industri merupakan first-time users,
maka tugas pemasaran adalah mendorong pembelian awal dan mengutamakan hal-hal
yang menjadi perhatian konsumen seperti product features, performance
reliability, dan conflicting claims dari perusahaan pesaing. Banyak pembeli potensial yang berekspektasi produk generasi pertama akan
segera berkembang sehingga mereka menunda pembelian sampai teknologi dan desain
produk matang serta produk generasi kedua atau ketiga muncul di pasar. Terkadang perusahaan menghadapi masalah dalam mempertahankan suplai bahan
mentah dan komponen (sampai pemasok siap untuk memenuhi kebutuhan industri).
Perusahaan
yang kekurangan modal untuk mendukung kebutuhan penelitian & pengembangan
(R&D) dan melalui beberapa tahun yang belum optimal sampai produk diterima,
kemungkinan berakhir dalam keadaan merging dengan pesaing atau diambil alih oleh
pihak luar. Dua critical
strategic issues yang dihadapi perusahaan dalam emerging industry:
·
Bagaimana membiayai operasi awal sampai penjualan dan pendapatan jadi Mapan.
·
Segmen pasar yang mana dan keunggulan kompetitif apa yang ingin dicapai
untuk mempertahankan posisi front-runner.
Agar sukses dalam emerging industry, perusahaan-perusahaan pada umumnya
harus menggunakan salah satu atau lebih cara stratejik berikut:
1.
Berusaha untuk menjadi industry leader pada masa awal. Strategi yang
berfokus pada diferensiasi, khususnya pada keunggulan teknologi atau produk,
menawarkan kesempatan terbaik untuk memperoleh keuntungan kompetitif pada masa
awal.
2.
Berusaha keras menyempurnakan teknologi, meningkatkan kualitas produk dan
membangun perfomance features tambahan yang menarik. Mengadopsi
secepat mungkin teknologi yang mendominasi. Namun perusahaan harus berhati-hati
atas teknologi dan desain produk yang dipilihnya, terutama ketika terdapat
banyak teknologi yang bersaing, R&D memakan banyak biaya, dan teknologi
berkembang pesat.
3.
Membentuk strategic alliances dengan pemasok-pemasok utama/kunci agar
memperoleh akses untuk berspesialisasi dalam skills¸ kemampuan teknologi, dan
materials atau komponen-komponen penting.
4.
Memperoleh atau membentuk aliansi
dengan perusahaan-perusahaan lain yang memiliki keahlian teknologi yang
berhubungan atau melengkapi teknologi perusahaan sebagai sarana untuk
mengungguli pesaing dalam hal teknologi.
5.
Berusaha memperoleh keunggulan sebagai first mover terkait dengan komitmen
awal terhadap teknologi.
6.
Menarik new customer groups, new user applications, dan memasuki daerah
geografis baru (misalnya dengan strategic partnership atau joint ventures jika
sumber daya finansial menjadi kendala).
7.
Pertama menciptakan product awareness dengan membuat murah dan mudah bagi
first-time buyers untuk mencoba produk generasi pertama dari perusahaan. Kemudian
periklanan berfokus pada peningkatan frekuensi dan membangun loyalitas merek.
8.
Menggunakan potongan harga untuk menarik price-sensitive buyers
9.
Perusahaan berkompetisi dalam turbulent, high-velocity market
a.
Turbulent, high-velocity markets yang dimaksud di sini adalah industri yang
situasinya dikarakteristikkan dengan perubahan teknologi yang pesat, siklus
hidup produk yang pendek karena masuknya pesaing baru ke dalam pasar,
gerakan-gerakan kompetitif yang sering dilakukan oleh pesaing, dan
fast-evolving customer requirement and expectation. Biasanya terjadi pada pasar
perangkat keras dan lunak PC, video games, jaringan, telekomunikasi wireless,
peralatan medis, bioteknologi, prescription drugs, dan semua industri internet. Untuk menghadapi persaingan yang ketat, perusahaan dapat mengambil salah
satu sikap berikut:
·
Reacting to change, yaitu merespon produk baru pesaing dengan cara
menawarkan produk yang lebih baik, melayani perubahan selera dan permintaan
pembeli dengan redesign atau repackaging produk, atau mengubah fokus iklan pada
atribut produk yang lain. Reacting to change merupakan strategi defensif
sehingga cenderung tidak menciptakan peluang baru bagi perusahaan saingan.
·
Anticipating change, yaitu menganalisis perubahan yang akan terjadi,
kemudian rencana untuk menghadapinya, lalu melaksanakan rencana tersebut ketika
perubahan terjadi (dengan penyesuaian seperlunya).
·
Leading change, yaitu dengan menjadi yang pertama dalam menawarkan produk
atau jasa baru. Leading change merupakan strategi ofensif.
b.
Perusahaan berkompetisi dalam industri yang sudah mapan (maturing industry)
Maturing industry adalah industri yang pertumbuhannya telah bergerak dari pesat menjadi lambat dan semua pembeli potensial telah menjadi pengguna produk industri tersebut. Beberapa strategic moves yang dapat memperkuat posisi kompetitif perusahaan dalam maturing industry adalah pengurangan lini produk, meningkatkan efisiensi value chain, memotong biaya, meningkatkan penjualan pada customer yang telah ada, meluaskan operasi ke tingkat internasional, memperkuat jaringan.
Maturing industry adalah industri yang pertumbuhannya telah bergerak dari pesat menjadi lambat dan semua pembeli potensial telah menjadi pengguna produk industri tersebut. Beberapa strategic moves yang dapat memperkuat posisi kompetitif perusahaan dalam maturing industry adalah pengurangan lini produk, meningkatkan efisiensi value chain, memotong biaya, meningkatkan penjualan pada customer yang telah ada, meluaskan operasi ke tingkat internasional, memperkuat jaringan.
c.
Perusahaan berkompetisi dalam industri yang stagnant atau mengalami
penurunan. Agar sukses dalam industri
ini, tiga hal yang dapat dilakukan perusahaan:
·
Fokus pada segmen atau ceruk pasar dalam industri yang pertumbuhannya paling cepat.
·
Menekankan diferensiasi yang berbasis peningkatan kualitas dan inovasi
produk sehingga dapat menciptakan permintaan dengan menciptakan segmen baru
atau dengan mendorong pembeli untuk membeli.
·
Menekan biaya dan berusaha menjadi industry’s low-cost leader.
d.
Perusahaan berkompetisi dalam fragmented industries
Karakteristik fragmented
industries adalah tidak adanya market leader yang memiliki jumlah pangsa pasar
terbesar atau dengan kata lain widespread buyer recognition. Contoh dari
industri ini adalah: penerbit buku, perbankan, restoran, akuntan public, hotel,
dsb. Strategi-strategi kompetitif pada fragmented industry meliputi:
·
Merancang dan menerapkan “formula” facilities. Biasanya strategi ini
diterapkan pada bisnis restoran atau ritel yang beroperasi di lebih dari satu
lokasi dengan merancang standardized outlet di lokasi yang strategis, biaya
minimal dan mengoperasikannya secara cost-effectively.
·
Menjadi low-cost operator dengan membuat biaya overhead operasi rendah,
produktivitas tinggi/biaya tenaga kerja murah, lean capital budget, dan
mengutamakan efisiensi seluruh operasi.
·
Berspesialisasi berdasarkan tipe produk, yaitu dengan fokus pada satu
kategori produk atau jasa.
·
Berspesialisasi berdasarkan tipe costumer. Perusahaan dapat fokus pada
sebuah market niche dalam fragmented industry.
·
Fokus pada daerah geografis tertentu. Sebuah perusahaan dalam fragmented
industry mendominasi industri secara keluruhan namun perusahaan dapat
mendominasi pada daerah lokal atau regional tertentu.
e.
Perusahaan mengejar pertumbuhan pesat
Perusahaan yang menekankan
pada pertumbuhan revenues dan earning yang pesat atau di atas rata-rata dari
tahun ke tahun, harus merumuskan strategic initatives yang mengakomodasi tiga
horizon waktu:
·
Horizon 1 : “Short-jump”, yaitu strategic initatives yang bertujuan untuk
memperkuat dan meningkatkan posisi perusahaan.
·
Horizon 2 : “Medium-jump”, yaitu strattives untuk meningkatkan sumber daya
dan kemampuan yang ada dengan memasuki bisnis baru yang berprospek.
·
Horizon 3 : “Long-jump”, yaitu strategic initiatives untuk mendirikan
venture pada bisnis yang sebelumnya belum pernah ada.
f.
Perusahaan berada pada industry leadership positions
Strategi yang dapat dilakukan
perusahaan yang merupakan industry leader:
·
Bertahan pada strategi ofensif
·
strategi untuk memperkuat dan mempertahankan posisi perusahaan.
·
Muscle-flexing strategy
g.
Perusahaan berada pada posisi runner-up
Tujuh strategi yang dapat
dilakukan runner-up companies:
§ Strategi ofensif untuk
membangun pangsa pasar.
§ Growth-via-acquisition
strategy
§ Vacant-niche strategy
§ Specialist strategy
§ Superior product strategy
§ Distinctive-image strategy
§ Content follower strategy
h.
Perusahaan berada pada posisi yang lemah secara kompetitif atau karena
kondisi krisis Tindakan-tindakan
yang dapat dilakukan perusahaan yang berada dalam situasi ini:
·
Menjual asset untuk meningkatkan cash untuk menyelamatkan bisnis yang masih
bertahan.
·
Merevisi strategi yang ada.
·
Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pendapatan.
·
Berusaha melakukan penghematan biaya
·
Mengkombinasi upaya-upaya di atas.
C. Kasus Strategi
Pemasaran Perusahaan
Pertaruhan Capriasi Mendongkrak Daya
Saing Keunggulan memang kadang harus dicapai dengan melakukan sesuatu yang
beresiko. Karena alasan itu, Capriasi rela menjadi proyek percobaaan agar bisa
menjadi perusahaan MLM local yang lincah dan mampu bersaing dengan nama- nama
besar. Dahulu, Presdir PT. Capriasi Multinasional Sejahtera setiap satu minggu
menjelang tutup poin selalu terlihat tegang. Stres dan kelelahan melakukan pekerjaan
rutin; menghitung bonus untuk para member- nya, deadline kalkulasi dan
penyerahan bonus setiap tanggal 12, tapi data penjualan yang dikirim via pos
selalu terlambat, sehingga terus menumpuk menjelang akhir perhitungan. Data
tersebut dikirim oleh Stockist ke kantor pusat yang berada di Jakarta untuk di
input account officer; selanjutnya dikalkulasi guna mengetahui bonus bagi para
member jaringan MLM tersebut. Celakanya pada saat itu perhitungan masih
bersifat manual. Maklum, di industri MLM, perhitungan pemberian bonusmember
bersifat berjenjang,Capriasi didirikan pada tanggal 14 Nov 1998 tumbuh dengan
cepat karena pada saat itu bisnis MLM sedang booming. Capriasi focus menjual
produk fashion terutama focus kapada wanita. Jenis produknya antara lain : Tas
(handbag), Sepatu & Sandal, Parfum serta Aksesori dengan desain
menarik.
Namun rupanya perkembangan bisnis in tidak dibarengi dengan kesiapan infrastruktur. “sebagai pemimpin, tentu saya gembira melihat perkembangan bisnis yang meningkat begitu pesat. Tapi disisi lain saya merasa sedih karena ketidaksiapan infrastruktur”. Maklum, selain hanya ditopang oleh tidak lebih dari 10 orang karyawan dengan jumlah PC kurang dari lima unit, system TI yang digunakan pun masih sangat sederhana
Namun rupanya perkembangan bisnis in tidak dibarengi dengan kesiapan infrastruktur. “sebagai pemimpin, tentu saya gembira melihat perkembangan bisnis yang meningkat begitu pesat. Tapi disisi lain saya merasa sedih karena ketidaksiapan infrastruktur”. Maklum, selain hanya ditopang oleh tidak lebih dari 10 orang karyawan dengan jumlah PC kurang dari lima unit, system TI yang digunakan pun masih sangat sederhana
Salah satu yang diangankan Andry pada
saat itu adalah memberikan laporan pembelanjaan kepada member- nya setiap
bulan, sehingga mereka tahu hasil pekerjaannya selama ini. Karena jika Ia harus
mengirim statement kepada ribuan member-nya yang tersebar di seluruh Indonesia
maka akan membutuhkan biaya cukup besar hingga puluhan juta rupiah untuk setiap
bulannya.”Akhirnya saya diperkenalkan kepada salah satu vendor kelas dunia
dengan harga wah untuk ukuran perusahaan selevel Capriasi. Nah, setelah
sang vendor mengetahui Capriasi menggunakan Software – nya, vendor ini malah
mencanangkan kesempatan itu untuk masuk ke Indonesia guna menggarap secara
khusus pasar MLM. Akhirnya pada pertengahan 2003, implementasi system aplikasi
MLM terpadu di Capriasi dinyatakan rampung. Didukung sekitar 50 karyawan dengan
30 unit PC, seperti diklaim Andry, kini Capriasi sudah memiliki lebih dari
160ribu member yang tersebar di seluruh Indonesia. Andry juga mengklaim,
perkembangan bisnis Capriasi mampu tumbuh 2 kali lipat. 2 Grand Max, Inovasi
Untuk konsumen Inovasi merupakan hal yang mutlak harus dilakukan oleh setiap
perusahaan. Apalagi di tengah maraknya persaingan melawan competitor.
Perusahaan mesti semakin pandai membaca peluang dan memanfaatkannya untuk
memenangi persaingan. Persaingan di bidang otomotif memang dapat dikatakan
sebagai persaingan yang cukup sengit. Produk baru semakin banyak keluar dan
memikat hati masyarakat dengan setiap keunggulannya, mulai dari desain, mesin,
fungsi dan beragam manfaat lainnya.
PT. Astra Daihatsu Motor adalah salah
satu perusahaan yang menerapkan inovaketika penjualan produk menurun. Ada
kalanya beberapa pertanyaan akan muncul ketika proses inovasi menjadi pilihan. Mampukah
mencari strategi baru dengan melihat peluang pasar yang ada dengan mengeluarkan
produk yang mampu bersaing dengan kompetitor? ADM mampu menjawabnya dengan
memsarkan Daihatsu Grand Max sebagai produk unggulan. Berkaca pada pengalaman
sebelumnya juga merupakan langkah untuk menemukan inovasi yang tepat. Karena,
tujuannya adalah mengetahui apakah perusahaan masih cukup kompeten untuk
berkompetisi, serta keunggulan baru apa yang dibutuhkan perusahaan untuk
menunjukan kompetensinya di tengah persaingan. Dan hal ini juga telah dilakukan
ADM.
ADM mampu belajar dari pengalaman lalu ketika Daihatsu Zebra dirasa tidak lagi kompeten untuk bersaing dengan produk kompetitor. Terutama ketika Zebra bersaing dalam segmentasi kendaraan niaga, yang tolak ukur perbandingannya adalah kapasitas daya angkut. Munculnya Grand Max mampu menutupi kekurangan tersebut. Memikirkan cara yang tepar untuk mengomunikasikan manfaat produk kepada pelanggan juga merupakan hal yang penting, selain memikirkan cara mengedukasi pelanggan agar mengenal produk kita lebih jauh.
ADM mampu belajar dari pengalaman lalu ketika Daihatsu Zebra dirasa tidak lagi kompeten untuk bersaing dengan produk kompetitor. Terutama ketika Zebra bersaing dalam segmentasi kendaraan niaga, yang tolak ukur perbandingannya adalah kapasitas daya angkut. Munculnya Grand Max mampu menutupi kekurangan tersebut. Memikirkan cara yang tepar untuk mengomunikasikan manfaat produk kepada pelanggan juga merupakan hal yang penting, selain memikirkan cara mengedukasi pelanggan agar mengenal produk kita lebih jauh.
Secara garis besar apa yang dilakukan ADM sudah
mencakup tiga hal penting dalam proses inovasi, yaitu product development,
service development, dan delivery process. Sebab, bagi sebuah perusahaan, hal
yang penting agar bisa memenangi kompetisi adalah kemampuan mengembangkan
produk dan layanan baru, serta memberikannya kepada pelanggan. Inovasi
yang focus pada harapan pelanggan merupakan cara jitu ADM untuk mendapatkan
kepuasan pelanggan. Sebab, kepuasan pelanggan hanya akan terjadi ketika
performa Grand Max sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan kenyataannya, ADM
berhasil memadukan kedua hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar