Trus Karya Tataning Bumi

Wikipedia

Hasil penelusuran

Penelusuran

Translate

Kamis, 26 September 2013

Dinasti Ayyubiyah, Murabithun dan Muwahiddun

A.    Dinasty Ayyubiyah (1171-1250 M Atau 567-648 H)
1.      Sejarah Lahir dan Perkembangan Awal Dinasty Ayyubiyah
Ayubiyun merupakan keturunan Kurdi dari Azarbaijan yang melakukan migrasi ke Irak. Pendiri pemerintahan ini adalah Shalahudin Yusuf Bin Ayyub, ayah nya bernama Najmudin Ayyub yang merupakan gubernur Tikrit kemudian pindah ke Mushol lalu Damaskus, yang mana Dia dan saudaranya yang bernama Asadudin Syairakuh menjadi panglima dari kerajaan syam di bawah kekuasaan Nurudin Mahmud Zinki yang kemudian Asadudin menjadi wakil dari Nurudin di Mesir.
Setelah Asadudin meninggal, Ia digantikan oleh ponakanya yang bernama Shalahudin, kemudian setelah Nurudin Runtuh, Ia memisahkan diri sampai mengambil alih Damaskus, menguasai negeri Syam serta mengirim utusan untuk misi penaklukan Yaman[1]. Maka dengan berkuasanya Shalahudin berarti telah dimulai pula ekspansi islam di bawah panji dinasty Ayyubiyah dengan Ia sebagai pemiimpin pertamnya dengan julukanya sebagai the champion of Islam.[2] Pemimpin Dinasti Ayyubiyah secara urut, yaitu Salahuddin al-Ayyubi/Saladin(1169-1193 M), al-‘Aziz (1193-1198 M), al-Manshur Muhammad (1198-1199 M), al- ‘Adil I (1199-1218 M), Al-Kamil (1218-1238 M), Al-‘Adil II (1238-1240 M), Al-Shalih Najm al-Din/Salih Ayyub (1240-1249 M), Turan Syah (1250), Al-Asyraf Musa (1250-1252 M). Di antara para Khalifah tersebut,  hanya ada empat Khalifah yang terkenal, yaitu Saladin, Al-‘Adil I, Al-Kamil, dan Salih Ayyub.
2.      Masa Kejayaan Dinasty Ayyubiyah
Sebagian besar masa pemerintahan dinasty al-Ayyubi adalah untuk menghalau serangan-serangan tentara salib yang di pimpin oleh tiga raja yaitu : Frederik Barbarosa, Philips dan Ricard.
Masa keemasan dari pemerintaha dinasty Ayyubiyah adalah saat dibawah panji kepemimpinan Shalahudin al-Ayyubi atau orang barat sering menyebutnya sebagi Saladin saja. Salahudin al-Ayyubi menorehkan tinta kebesaranya dengan memenangkan peperangan di berbagai medan. Sebuah pertempuran yang paling masyhur  di dunia karena para umat kristiani mengalami kekalahan yang cukup telak yaitu perang Hiththin pada tahun 583 H / 1187 M, di perang ini, dia berhasil mengembalikan negeri Syam dari tangan orang-orang kristen[3]. Selain itu, terdapat kemajuan pula dalam bidang ilmu pengetahuan diantaranya dengan didirikannya tiga madrasah di Kiro dan Iskandariyah yang menjadi tempat pengembangan mazhab sunni, dan juga didirikan sebuah perguruan tinggi yang bernama al-Kamiliyah.
Selanjutnya saat panji pemerintahan dipegang oleh Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M), orang-orang barat sering memanggilnya Al-Adil nama lengkapnya adalah al-Malik al-Adil saifuddin Abu Bakar bin Ayyub. Dari nama Sifuddin inilah tentara salib memberi julukan Saphadin. Beliau putra Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara muda Salahuddin Yusuf al-Ayyubi.
Setelah kematian Salahuddin, Ia menghadapi pemberontakan dari Izzuddin di Mosul. Ia juga menentukan siapa yang berhak menjadi penguasa ketika terjadi perselisihan diantara anak-anak Salahuddin Yusuf al-Ayyubi yaitu al-Aziz dan  al-Afdal. Setelah kematian al-Aziz.al-Afdal berusaha meduduki jabatan Sultan, akan tetapi al-Adil beranggapan al-Afdal tidak pantas menjadi Sulatan. Akhirnya terjadilah peperangan antara keduanya, al-Adil nberhasil mengalahkan al-Afdal dan beliau menjadi Sultan di Damaskus.
Al-Adil merupakan seorang pemimpin pemerintahan danpengatur strategi yang berbakat dan efektif.
Pergantian panji pemeritahan berlanjut saat Al-Kamil menjabat sebagai sultan, nama lengkap al-Kamil adalah al-Malik al-Kamil Nasruddin Abu al-Maali Muhammad. Selain dipuja karena mengalahkan dua kali pasukan salib ia juga dicaci maki karena menyerahkan kembali kota Yerusalem kepada orang Kristen. Al-Kamil adalah putra dari al-Adil. Pada tahun 1218 al-Kamil memimpin pertahanan menghdapi pasukan salib yang mengepung kota Dimyat (Damietta) dan kemudian menjadi Sulatan sepeninggal ayahnya. Pada tahun 1219, Ia hampir kehilangan takhtanya karena konserpasi kaum kristen koptik. Al-Kamil kemudian pergi ke Yaman untuk menghindari konspirasi itu, akhirnya konspirasi itu berhasil dipadamkan oleh saudaranya bernama al-Mu’azzam yang menjabat sebagai gubernur Suriah.
Pada bulan Februari tahun 1229 M, al-Kamil menyepakati perdamaian selama 10 tahun denga  Federick II, yang berisi antara lain:
a.       Ia mngembalikan Yerusalem dan kota-kota suci lainnya kepada pasukan salib
b.      Kaum muslimin dan yahudi dilarang memalsuki kota itu kecuali disekitar Masjidil Aqsa dan Majid Umar.
Al-Kamil meninggal dunia pada tahun 1238 M. Kedudukannya sebagai Sultan digantikan oleh Salih al-Ayyubi.
3.      Batas-Batas Pemerintahan Ayyubiyah
Selain Syam dan Mesir, negeri-negeri di pessir Tharablis,Tunisia, Nawban, Hijaz dan Yaman juga tunduk di bawah pemerintahan Shalahudin, sehingga Ia telah  berhasil membentuk sebuah pemerintahan Islam yang sangat luas[4]. Selain itu, Salahudin tidak melakukan pemerintahan secara terpusat, melainkan melakukan pembagian kekuasaan atau sekarang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah. Adapun daerah daerah tersebut yaitu :
a.       Kesultanan Ayyubiyah di Mesir.
b.      Kesultanan Ayyubiyah di Damaskus.
c.       Kesultanan Ayyubiyah Aleppo.
d.      Kesultanan Ayyubiyah Hammah.
e.       Kesultanan Ayyubiyah Homs.
f.       Kesultanan AyyubiyahMayafaikin.
g.      Kesultanan Ayyubiyah Sinjar.
h.      Kesultanan Ayyubiyah Hisn Kaifa.
i.        Kesultanan Ayyubiyah Yaman.
j.        Kesultanan Ayyubiyah Kerak.
4.      Wafatnya Shalahudin dan Keruntuhan Dinasty yang Telah di Bangunya
Panglima perang sekaligus khalifah yang bersahaja ini ahirnya menghembuskan nafas terahirnya pada tahun 589 H atau 1193 M di kota Damaskusd, kemudin digantikan oleh saudaranya yang bernama sultan al-Adil namun Ia meninggal setelah kalah dalam peperangan melawan tentara salib di kota Dimyath pada tahun 1218 M. Saat panji pemerintahan bernaung di bawah kepemimpinan al-Kamil, terjadi konflik internal yaitu perebutan kekuasaan yang mana al-Kamil merasa bahawa kedudukanya terancam oleh al-Mulk al-Mu’azam yang kemudian ia meminta bantuan kepada Frederik dengan Jerussalem sebagai hadiah, maka kemudian terjadi perjanjian dengan Frederik yang isinya sebagai berikut
1.      Jerussalem dengan Bethelhem, Nazareth dengan rute haji ke Jaffa dan Accre akan menjadi kekuasaan absolute kaisar, dengan pengecualian bahwa area masjid di Umar di Jerussalem tetap menjadi milik terbatas dari umat Islam.
2.      Tawanan –tawanan kristen dibebaskan.
3.      Kaisar harus melindungi sultan dari serangan-serangan musuh.
4.      Perjanjian ini berlaku selama dua tahun.[5]
Akibat dari perjanjian ini, berarti kekuasaan dinasty Ayyubiyah telah mendapat intervensi dari Barat. Shalahudin Sebagai seorang sultan yang toleran, zuhud, adil, pemurah dan penuh dengan sifat qana’ah. Hari yang sangat berkabung, umat Islam masa itu sangat kehilangan sosok yang begitu hebat, dalm prilaku dan digdaya di medan perang Saladin bukan hanya terkenal dengan pahlawan perang, ia juga terkenal sebagai pengayom dan pelindung para sarjana. Ia menyokong pengembangan kajian teologi, membangun bendungan, menggali kanal, juga membangun sekolah dan masjid. Di antara bangunan dan monumennya yang masih bertahan hingga sekarang adalah Citadel di Kairo. Shalahudin, pasca wafat nya beliau, tak satupun sultan penerusnya yang memiliki sifat seperti sifatnya, sampai ahirnya pamor pemerintahan yang telah di bangunya terus turun hingga kematian sultan terahirnya yang bernama al-Malik Saleh Najmudin. Istrinya yang bernama Syajaratud dur mengisi kepemimpinan setelah sebelumnya membunuh anak al-Malik Saleh yang bernama Turansyah hingga ahirnya dinasty ini benar-benar mati yang di barengi dengan munculnya pemerintahan Mamluk di Mesir.



B.     Dinasty Murabithun
1.      Sejarah Lahir dan perkembangan Awal Dinasty Murabithun
Al-Murobithun adalah salah satu dinasti islam yang berkuasa di magrib Andalusia (448-541 H / 1056-1147 M). Murabithun berasal dari kata ribath yang artinya semacam padepokan atau pesantren. Awal berdirinya dinasty ini dari Yahya Ibnu Ibrahim pemimpin suku Sanhaja yang melaksanakan ibadah haji pada tahun 1035-1036 M, yang mana sebelum pulang Ia sempat berguru Abu Imran al-Fasi di Qairawan dan meminta kepada gurunya agar mengirim muridnya yang paling pintar untuk menyebarkan Islam di kalangan sukunya naman ini di toalak karena tidak ada satupun murud gurunya yang berminat dikarenakan alam di daerah Yahya yang tandus. Kemudian Yahya berguru dengan Wajjaj di Magrawa dan Wajaj mengutus muridnya yang bernama Ibnu Yasin untuk menyertai Yahya dalam melakukan penyebaran Islam di beberapa suku di Afrika.
Saat Yahya Ibnu Ibrahim wafat, penyebaran Islam dibantu oleh saudaranya yang bernama Yahya Ibnu Umar, yang kemudian pengikut mereka bertambah banyak hingga mengirim utusan ke suku-suku lain bahkan gerakan mereka pun mengarah ke militer. Pada tahun 1059 M, Yahya Ibnu Umar wafat dan digantikan oleh Abu Bakar Ibnu Umar. Pada saat ini, ada gerakan spiritual yang dipimpin oleh Ibnu Yassin dan Gerakan struktural yang dipimpin oleh Ibnu Umar, inilah yang menjadi cikal-bakal dinasty Murabithun.
2.    Masa Kejayaan Dinasty Murabithun
Masa emas dari dinasty  ini diperoleh saat mereka dekomandoi oleh seorang pemimpin spiritual  (Abdullah bin yasin )dan seorang komandan  militer (Yahya Bin Umar ) mereka berhasil memperluas Wilayah kekuasaannya sampai diluar daerah dan juga mengalahkan kerajaan Sijil Al-Meignraw, tahun (447 H 1055-1056 M ).  Maka ketika Yahya meninggal maka jabatannya di ganti oleh Abu bakar bin Umar saudara Yahya. Maka kemuadian dibawah pimpinan Abi Bakar memperluas daerah kekuasaannya.
Selain perluasan wilayah, pada masa dinasty ini terjadi kemajuan dibidang keilmuan misalnya sebagai berikut :
a.       Filsafat
Pada masa dinasty Murobithun ini, perkembangan ilmu filsafat berjalan cukup pesat. Ini ditandai dengan kemunculan beberapa tokoh yang terkenal bahkan hingga sekarang, yaitu dengan munculnya tokoh seperti Ibnu Bajjah dengan karyanya yang terkenal yaitu Tadbir al-Muyla Wahis, yang berisi tentang filsafat etika dan masalah-masalah eskatologis. Filsuf selanjutnya yang muncul adalah Ibnu Thufail dengan karya yang paling fenomenal adalah yang berjudul Hay bin Yaqdzan.
b.      Sains
Sains bisa juga disebut sebagai riset ilmiah yang dilakukan oleh ilmuan, dalam hal ini ilmuan-ilmuan muslim lah yang melakukan riset-riset tersebut yang kemudian menghasilkan teory-teory ilmiah yang berkembang pada masa itu misalnya matematika, kimia, kedokteran, astronomi dan lain sebagainya. Adapun ilmuan-ilmuan yang lahir adalah misalnya Abbas bin Farmoy yang merupakan ahli kimia dan astronomi, Dia pula lah yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Kemudian Ibrahim Yahya An-Naqas terkenal dengan ilmu astronomi. Ia berhasil melakukan penelitian yang menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan berapa lama waktu terjadinya gerhana tersebut, bahkan Ia pun berhasil membuat teropong bintang yang mampu memperediksi jarak antara bintang dan tata surya. Ahmad bin Abbad dari Cordova menemukan ilmu dalam bidang obat-obatan, dan yang terahir adalah Ummu Hasan Binti Abi Jakfar dan Al-Hafiz yang merupakan saudara dan ahli di bidang kedokteran.
c.       Fiqih Mazhab Maliki
Mazhab maliki merupakan satu-satunya mazhab yang ada atau diterima oleh masyarakat dinasty ini, beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah : diperolehnya dukungan dari para fuqahak dan penguasa.
3.      Masa Kehancuran Murobithun
Masa kehancuran dinasty ini hampir serupa oleh dinasty-dinasty sebelumnya, yakni penyebab internal berupa perubahan sikap mental generasi penerusnya yang sebagian besar disebabkan oleh melimpahnya kemewahan. Mereka yang tadinya bersikap keras menjadi lembek sehingga menyebabkan melemahkan kekuatan dan menimbulkan kekalahan dalam medan pertempuran. Ahirnya takluk lah dinasty ini di tangan Muwahiddun.

C.    Dinasty Muwahiddun
1.      Sejarah Lahir dan Perkembangan Awal Dinasty Muwahiddun
Dinasty muwahiddun adalah dinasty yang menguasai afrika utara selama lebih dari satu abad yaitu pada tahun 515-667 H / 1121-1269 M. Nama muwahoddun sendiri mengacu pada arti tauhid yaitu kelompok yang faham akan tauhid, ini di latar belakangi oleh adanya prinsip dakwah dari Ibnu Tumart yang memerangi faham at-tajsim yang mana faham ini beranggapan bahwa Tuhan itu suatu substansi yang mempunyai bentuk atau biasa disebut dengan Antropomorfisme.
Dinasty muwahiddun didirikan oleh Muhammad Batumart pada tahun 1180 sampai 1130 Masehi. Mulanya, Batumart addalah seorang penyapu lantai di salah satu masjid di Cordova dan dia juga merupaka kaum murobithun. Cerita berawal ketika dinasty murobithun berkuasa, Ia tidak menyukainya karena ia menganggap bahwa murobithun adalah sebuah golongan atau sebuah pesantren yang menempat di masjid pula, namun malah berjaya dan bahkan menguasai Andalusia. Maka kemudian Ia pergi belajar ke Baghdad berguru dengan Imam Ghazali. Hampir serupa dengan murabithun, Tumart yang telah pintar kembali dan mendirikan padepokan dengan prinsip dakwah Ibnu Tumart. Muhammad Batumart pun telah berani mengkritik para pembesar-pembesar muwahidun. Kritikan-kritikannya berupa klaim bahwa murabithun telah keluar dari syari’at Islam an tidak lagi menjalankan sunnah Rasul bahkan mereka pun menganggap bahwa murabithun adalah golongan at-tajsim dan at-tajsim adalah perbuatan syirik. Maka kemudian berdasarkan prinsip dakwah Ibnu Tumart, bahwa kemungkaran haruslah dibrantas dengan kekerasa, maka ia pun mendapat tantangan dari para ulama bahkan ia diusir dari murabithun. Awalnya dakwah Tumart hanya bertujuan memurnikan akidah dan syari’at tanpa ada tujuan politik terhadap penguasa.namun setelah terjadi pengusiaran dari Ibukota dan setelah Ia tahu bahwa beberapa suku mendukung gerakannya, misalnya suku barbar, hantan haragan dan beberapa suku lainnya, maka timbullah ambisi baru yaitu menjatuhkan dinsty murabithun. Apalagi diketahui bahwa dinasty tersebut telah melemah, maka keinginan untuk menjatuhkan pun semakin kuat yang pada ahirnya tahun 514  tumart berhasil mendeklarasikan diri sebagai Al-Mahdi.
2.      Masa Kejayaan Dinasty Muwahiddun
Masa gemilang dari dinasty Muwahiddun diawali dengan usaha mereka untuk menguasai ibu kota pemerintaha dari dinasty murabithun yaitu Maruco pada tahun 1129 M, namun ternyata kekuatan Murabithun di Ibu kota massih cukup kuat sehingga Muwahiddun mengalami kekalahan yang cukup telak. Kemudian dibawah Abdul Mukmin, dibangunlah kekuatan yang semakin kuat, Ia persatukan suku-suku di sana dengan janji setia dan tidak akan memberontak. Di bawah pemimpinannya pula mMuwahiddun dapat menaklukan Nadhaa, Dir’ah, Tinger, Faz’ar dan Giyasah pada tahun 1131 M, dilanjutkan pada tahun berikutnya yaitu 1139M mereka melancarkan serangan ke Murabithun hingga ditaklukannya dinasty tersebut. Tidak luput Aljazair dan Tripoli pun jatuh pada tahun 1152 dan 1154 M. Ketika tahun 1162 M, sebagian wilayah Spanyol yang dikuasai kristen dapat direbut namun ambisi al-Mukmin untuk menaklukan pedalaman Spanyol harus kandas saat nafasnya terhenti sebelum pasukannya memperoleh keberhasilan.[6]
pasca wafatnya Abdul Mukmin, maka panji pemerintahan diduduki oleh puteranya yang bernama Abu Ya’qub Yusuf Ibnu Abdul Al-Mukmin, dimasa inilah puncak dari masa kegemilangan dinasty Muwahiddun. Langkah yang Ia lakukan guna memperluas wilayahnya dalah dengan misi menaklukan Toledo pada tahun 1169 M dan Andalusia pada tahun 1184 M[7]. Selain kemenangan-kemenangan yang diraih dalam medan pertempuran, beberapa hal yang menjadi pencapaian dinasty ini adalah:
a.       Di bidang militer
Kemajuan dalam bidang ini ditandai dengan kemampuan dalam bekerjasama dengan armada Salahuddin al-Ayyubi di Mesir untuk mengusir tentara salib[8].
b.      Di bidang ilmu pengetahun dan filsafat
Kemajuan ini ditandai dengan munculnya nama-nama besar di bidang ilmu penengetahuan seperti:
1.      Ibnu Rusyd, ahli di bidang filsafat.
2.      Ibnu Malik, yang ahli di bidang ilmu nahwu.
3.      Hafizd Abu Bakar al-Jadd, ahli dalam bidang fikih.
4.      Abi Bakaar Ibnu Zuhr, yag ahli di bidang ilmu kesehatan.
c.       Di bidang arsitektur
Pada masa dinasty Muwahiddun, pemerintahannya memberikan perhatian dibidang ini tujuannya agar masyarakat dapat mengambil manfaat dan untuk menarik para wisatawan masa itu. Contoh bangunan yang menandakan kemajuannya adalah:
1)      Giralda : merupakan elemen masjid berupa menara.
2)      Bab Aguwanatu dan al-Kuhdiah yang merupakan menara indah di Maroko.
3.      Masa kehancuran dinasty Muwahiddun
Pada tahun 1198 M, Abu Ya’qub meninggal, setelah memperoleh luka yang parah pasca peperangan menghadapi kristen di Lisbon, dan setelah itu perlahan muwahiddun melemah. Bersamaan dengan itu, pasukan salib yang dahulunya dikalahkan oleh Salahuddin, kembali ke Eropa dan menggalang kekuatan baru, dan di bawah pimpinan Alfonsi IX, pasukan salib yang dahulu selalu mengalami kekalahan jika menyerang Andalusia, kini meraih kemenangan, maka dengan kekalahan Muwahiddun, hilanglah kesultanan muslim di Andalusia. Berikut daftar pemimpin dinasty Muwahiddun :
a.       Muhammad bin Tumart Al Mahdi (1121-1130 M)
b.       Abdul Mun’im bin Ali (1130-1163 M)
c.        Abu Ya’kub Yusuf (1163-1184 M)
d.       Abu Yusuf Ya’kub al Mansur (1184-1198 M)
e.        Muhammad An Nasir (1198-1214 M)
f.        Abu Yusuf Ya’kub Al Mustansir (1214-1224 M).




[1]               Ahmad al-Uzairy, Sejarah Islam. Samson Rahman Penerjemah, (Jakarta; Akbar, 2003) hlm 295.
[2]               Ibrahim, Hassan. 1968. Sejarah dan kebudayaan Islam Human. Djahdan.penerjemah. cet 1 (Yogyakarta : Kota Kembang. 1989). Hlm. 285.
[3]               Ahmad al-Uzairy, Sejarah Islam. Hlm 257.
[4]                Ahmad al-Uzairy, Sejarah Islam, hlm 296.
[5]               Jaih Mubarak, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung; Bani Quraisy, 2004), hlm 108.
[6]               Jain Mubarak, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 103.
[7]               Dewan Redaksi, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru, 1993), Jilid III, hlm. 321.
[8]               Syalabi, Mawsu At Al-Tarikh Al-Islamiyah Wa Al Hadarat Al Islamiyah,  terjemahan (Beirut: Darul al-Fikr, tth) hlm. 152.

Tidak ada komentar: